Razia rambut disekolah yang baik dan benar.



"Rambut tidak mengganggu proses pembelajaran". Istilah tersebut sering dipakai, khususnya dikalangan pelajar cowo. Dan memang sebagian besar pelajar di Indonesia tidak menyukai razia rambut di sekolahnya. Gw juga termasuk golongan tersebut sih, tapi mau gimana lagi.. sebagai pelajar yang mempunyai akal, gw cuma nunduk dan nurut rambutnya di gunting-guntung abstrak gitu. 

Alasannya sih ga jau-jauh karena kerapihan,  dan kedisiplinan. Memang cukup masuk akal, karena rambut panjang di identikan dengan siswa yang malas, nakal, dan sebagainya.

Tetapi banyak siswa yang mengeluh karena hasil potongan rambut di razia sekolah berantakan, bahkan lebih tidak terlihat rapih. Malah jadi ga enak di liat. 
Tetapi pihak sekolah lagi-lagi mempunyai alasan atas masalah tersebut. Alasanya yang pasti agar siswa dirumah merapihkan rambutnya. Jadi tidak ada kemungkinan rambut siswa panjang lagi. 

Tetapi namanya juga pelajar remaja, umuran segitu emang lagi berontak-berontaknya, masih nakal, dan pemikiranya pun masih ada bocah-bocahnya juga. Gw juga iya sih. Dan siswa lebih memilih pemikiran brontaknya untuk mengendalikan dirinya. Dan hasilnya siswa semakin benci dengan guru, khususnya guru yang sering merazia rambut.

--Naah.. solusi gw untuk perkara ini adalah...
Sekolah boleh menerapkan peraturan tersebut, tapi proses razianya ini yang mau gw bahas hhe..

●proses razia rambut sebaiknya di umumkan minimal seminggu sebelumnya. Nah.. ini menjadi pilihan buat siswa. Mau rambutnya di potong dirumah, atau gurunya di sekolah.


●Jika satu minggu siswa memilih untuk tidak memotong rambutnya, guru boleh memotong rambutnya, karena memang sudah di informasikan sebelumnya.

●  potong rambut siswa tidak dengan kasar, karena dapat menimbulkan rasa benci dalam diri siswa tersebut. Potong secara pelan bila perlu, guru membuka pembicaraan dengan menanyakan muridnya "kenapa rambutnya tidak dirapihkan ?". Tentunya dengan tanpa gentakan.

● Potong rambut siswa dengan benar, atau tidak acak-acakan. Kalau memang di haruskan botak/gundul, yaa sekalian aja. Karena jika hasilnya berantakan akan menimbulkan rasa kecewa, dan malu. Itu bisa berpengaruh ke mental siswa tersebut.

--Naah itu dia saran buat pengoprasian razia rambut yang baik dan benar. Opini tersebut bukan di buat gw seenaknya yaa.. Pendapat tersebut juga tidak dibuat asal-asalan. Pendapat tersebut gw ringkas dari keluhan pelajar yang terkena razia rambut.

Perlu diingat siswa yang rambutnya dipotong dengan paksa, ditambah hasil yang kurang enak dipandang, siswa pasti merasa tertekan dan bahkan bisa membenci guru yang merazia rambut. Yaa.. nggak semua siswa se-agresif itu sih.
Ada juga siswa yang menganggap rambut itu tidak penting, jadi botak juga ga masalah. Gw juga ingin berpikiran demikian, tapi ntah kenapa kalo gw botak, gw jadi ga percaya diri dan males buat keluar rumah. 

~~~

Itu aja yang mau gw omongin di postingan kali ini. Bagi temen-temen pembaca baru blog ini, Selamat Datang, semoga betah membaca blog ini. tunggu update postingan selanjutnya. Dan selamat pagi, siang, sore, malam.

       Terima kasih
               (Izzul fadillah)
     @izzul_fdllh25

Komentar