Temen-temen pembaca blog ini pasti pernah sekolah, atau mungkin lagi dalam masa sekolah. Naah pasti ada cerita kenakalan kalian di sekolah. Badung, nakal, itu adalah istilah yang sering kita dengar di sekolah yang kurang bisa mengikuti apa yang sekolah inginkan terhadap pelajarnya.
Sekolah adalah tempat kita belajar. Sekolah juga mengharapkan kita untuk mengikuti peraturan-peraturannya agar kita menjadi disiplin. Sehingga sekolah tersebut banyak menetapkan aturan-aturan sehingga tidak ada lagi pelajar yang nakal, bandel, badung, dan lainnya.
Istilah tersebut di identikan dengan murid-murid yang sulit atau tidak mengikuti peraturan-peraturan di sekolah.
Pertanyaannya, apakah murid nakal itu wajar ?. Apakah nakal di sekolah suatu ke gagalan ?
Menurut gw pribadi sih wajar-wajar saja. Wajar ketika murid dan seumurannya berkumpul, dan bersikap yang mungkin kadang melawan, membangkang atau bandel dan melanggar aturan. Karna jika tidak melakukan semua hal itu, pasti anak tersebut bukan lagi di lingkungan sekolah. Mereka sudah di lingkungan yang lebih serius, jadi orang bener dan berpikiran bersih.
Karna memang umuran pelajar SMP-SMA masih ada rasa ingin melawan, membangkang, dan sebagainya. Maka dari itu murid di sekolahin. Biar tau mana yang bener, mana yang lebih baik, dan lain-lain.
Disini faktor guru memang berpengaruh. Misal. Ada siswa waktu SMP dia suka pelajaran matematika. Catatanya penuh, soal-soal dia kerjain, dan PR-pun dia selesain. Tapi begitu dia lulus, dan masuk ke sekolah yang lebih tinggi tingkatnya. Dia menemukan guru matematika yang sangat beda pada masa SMPnya. Lebih galak, menekan, bahkan membentak. Otomatis siswa itu merasa terganggu karena tidak biasa dengan guru tersebut. Dia bisa jadi berubah pikiran yang tadinya suka dengan matematika, jadi malah benci dengan matematika. Tidak hanya matapelajaran. Gurunya pun ikut dia benci. Karna cara mengajarnya tidak disukai oleh murid.
Karna memang umuran pelajar SMP-SMA masih ada rasa ingin melawan, membangkang, dan sebagainya. Maka dari itu murid di sekolahin. Biar tau mana yang bener, mana yang lebih baik, dan lain-lain.
Disini faktor guru memang berpengaruh. Misal. Ada siswa waktu SMP dia suka pelajaran matematika. Catatanya penuh, soal-soal dia kerjain, dan PR-pun dia selesain. Tapi begitu dia lulus, dan masuk ke sekolah yang lebih tinggi tingkatnya. Dia menemukan guru matematika yang sangat beda pada masa SMPnya. Lebih galak, menekan, bahkan membentak. Otomatis siswa itu merasa terganggu karena tidak biasa dengan guru tersebut. Dia bisa jadi berubah pikiran yang tadinya suka dengan matematika, jadi malah benci dengan matematika. Tidak hanya matapelajaran. Gurunya pun ikut dia benci. Karna cara mengajarnya tidak disukai oleh murid.
--Tetapi perlu di ingat, karakter siwa itu berbeda-beda. Banyak juga yang justru suka dengan cara pembelajaran yang tegas. Siswa seperti itu di identikan dengan siswa yang rajin, dan sebagainya.
---Pendapat 'siswa nakal itu wajar' gw dapet dari pemikiran temen-temen di sekolah gw. Dan menurut gw masuk akal juga. Tapi nakal juga ada batesanya. Ga seenaknya lu bisa nakal dan senang-senang doang di sekolah.
---Pendapat 'siswa nakal itu wajar' gw dapet dari pemikiran temen-temen di sekolah gw. Dan menurut gw masuk akal juga. Tapi nakal juga ada batesanya. Ga seenaknya lu bisa nakal dan senang-senang doang di sekolah.
~~~
Itu aja yang mau gw omongin di postingan kali ini. Bagi temen-temen pembaca baru blog ini, Selamat Datang, semoga betah membaca blog ini. tunggu update postingan selanjutnya. Dan selamat pagi, siang, sore, malam.
Terima kasih
(Izzul fadillah)
@izzul_fdllh25
Komentar
Posting Komentar